Nah mengenai
kembangan ini merupakan topik yang menarik, karena pencak silat di mata umum
terkenal dengan kembangannya yang lues, indah dan berisi. “Pertanyaannya apakah setiap gerakan silat harus selalu menggunakan
kembangan? Jika gerakan pencak silat tidak menggunakan kembangan, gerakan
tersebut bukan gerak dalam pencak silat?”
Hal yang harus
kita ketahui dan sepakati bersama
terlebih dahulu adalah pengetahuan tentang kembangan itu sendiri. Banyak definisi
yang menjelaskan tentang kembangann, tapi intinya dalam perspektif yang umum,
kembangan bisa di artikan sebagai rangakaian gerak tubuh yang di susun
sedemikian rupa dalam bentuk seni gerak tubuh yang terlihat seperti tarian yang
sering di gunakan dalam pementasan pencak silat. Begitulah kira-kira definisi
kembangan dalam pandangan masyarakat umum. Setelah mengetahui definisi umum
kembangan maka akan muncul pertanyaan yang lebih menarik lagi “apakah kembangan itu merupakan suplemen
atau kembangan ini hanya bersifat pemanis saja untuk pementasan pencak silat
yang bersifat seni?
Dalam pandangan
saya pribadi, tidak ada gerakan ataupun metode latihan pencak silat yang tidak
efektif atau sia-sia belaka, saya berpendapat meskipun kembangan memang memiliki
nilai seni artistik. Karena jika kembangan hanya di gunakan untuk kebutuhan
seni artistik dan estetika, apa bedanya dengan tarian tradisional lainnya.
memang di setiap daerah mempunyai perbedaan pengertian dan fungsi mengenai
kembangan dalam pencak silat. Akan tetapi saya tetap berpendapat bahwa
kembangan di desain untuk fungsi awal pencak silat yang berhubungan dengan
aspek beladiri.
Bahkan pada beberapa
aliran pencak silat ada juga yang tidak membedakan jurus inti dan kembangan,
karena di beberapa aliran pencak silat kembangan itu sendiri di ambil dari
jurus inti aliran pencak silat tersebut. Sekarang saya akan mencoba membahas
dengan mengambil contoh salah satu aliran pencak silat untuk membahas mengenai
kembangan ini.
Dalam pencak
silat di tatar sunda ada sebuah pementasan seni pencak silat yang biasa di
sebut igelan atau ibingan secara harfiah kosakata tersebut bisa di sebut
tarian. Namun tarian di sini jangan di samakan dengan jenis tarian tradisional
lainnya. ketika bicara igelan atau ibingan maka konteksnya akan mengacu pada
beladiri pencak silat. Di Padepokan Pusaka Siliwangi Muda materi kembangan atau
ibingan ini di berikan kepada siswa yang sudah mencapai tingkat 3 atau sudah
mendapat sabuk hijau.
Kembali ke soal
pertanyaan “apakah ibingan ini merupakan
suplemen atau hanya sebagai pelengkap fungsi seni dalam pencak silat saja?”
Setiap gerak
ibingan dalam pencak silat tidak akan jauh dari jurus inti suatu aliran pencak
silat dan tidak akan mungkin ibingan dalam pencak pencak keluar dari konsep dan
pakem aliran pencak silat tersebut. Jadi sebetulnya ibingan bukan hanya sebagai
pelengkap fungsi seni dan estetika saja. Ketika seorang pesilat melakukan
ibingan sudah merupakan latihan yang efektif melatih fisik, fokus dan olah rasa
sekaligus. Orang yang memelakukan ibingan di tuntut untuk memperagakan jurus
pencak silat sesuai dengan iringan musik.
Saat melakukan ibingan
kita juga melatih power (wiraga), tempo (wirasa) dan penyesuaian dengan irama
musik (wirama). Jika di lihat oleh orang awam gerakan ibingan akan terlihat
seperti menari nari saja, pada gerakan ibingan sebetulnya terkandung materi
yang dapat di aplikasikan dalam perkelahian (membela diri). Dalam posisi
tertentu ibingan juga dapat melatih cara berdiri, bergerak dan menjaga keseimbangan
saat bergerak serta melangkah. Dalam melangkah pun di perhitungkang hitungannya
seseuai iringan musik. Di sini juga terkandung pelajaran bagaimana cara
melangkah agar bisa menjaga keseimbangan dan mendapatkan posisi yang aman saat
berhadapan dengan lawan.
Iringan musik
pada ibingan juga tidak sembarangan ada irama dan alat musik tertentu di setiap
daerah yang berbeda. Dengan adanya iringan musik ini dapat membangkitkan
semangat pesilat yang sedang malakukan ibingan. Bahkan pada aliran tertentu ada irama ibingan
yang di jadikan seperti meditasi berjalan dengan penjiwaan yang bagus. Ada
penjiwaan yang garang dan ada yang lembut.
Ibingan yang
menuntut penjiwaan yang garang artinya pesilat harus bisa memakai psikologisnya
agar berani, tangguh dan kuat. Sedangkan dalam ibingan yang menuntut penjiwaan
yang lembut pesilat di didik agar bisa tenang dan menganalisa gerak gerik
musuh. Dalam pertarungan aspek psikologis apapun amat lah penting. Bagaimana bisa
melakukan pembelaan diri jika kita tidak bisa mengontrol sisi psikologis diri
kita sendiri. Dengan menguasi mental dan psikologis dalam pertandingan pencak
silat ibaratnya kita sudah memenangkan satu poin lebih banyak dari lawan.
Pertanyaan berikutnya
“apakah dalam pertarungan atau
perkelahian nyata harus menggunakan kembangan?
Seperti yang
sudah kita bahas sebelumnya bahwa ada aliran pencak silat yang memiliki bentuk
kembangan yang berupa ibingan dan ada juga yang tidak. Kita bahas misalnya
alirannya yang memeliki bentuk kembangan berupa ibingan, dalam perkelahian
nyata yang di pakai bukan kembangan nya atau jurus-jurusnya yang di gunakan
adalah aplikasi dan hasil dari latihan dengan menggukan kembangan dan
jurus-jurusnya. Pada perkelahian nyata tidak ada sikap pasang, kembangan dan
jurus tertentu yang secara saklek di gunakan. Yang terjadi adalah kita menggukan
hasil dari latihan.
“kembangan,
ibingan dan jurus itu adalah sarana atau media dan metode latihan untuk kita
memahami esensi dari aliran pencak silat yang sedang di pelajari”
Bukan sekadar tarian, kembangan memiliki beragam manfaat bisa juga untuk pertarungan dan lebih penting penjiwaannya. Baik itu harus bersikap garang atau lembut. Terimakasih Rachel, hanya saja perlu di tinjau kembali penulisannya. Masih banyak yang typo.
BalasHapusHehe siap kang nanti di perbaiki lagi
HapusPantas saja setiap tarian silat, tidak seperti tarian hampa. Padahal ada www nya alias wiraga (power) wirasa (penghayatan tempo) dan wirama (penyesuaian dengan irama gendang/musik). Coba kalau w nya kurang satu pasti ada yang kurang tuh. Atau ditambah satu dengan widuri, otomatis nyayi atuh.
BalasHapusAlus Kang, Hade pissan
ahaha kalo tambah widuri yang nonton pada joged kang
Hapushatur nuhun kang baim
Kebayang dah kalo perkelahian beneran pake kembangan yang kaya tarian gituh, bisa-bisa kena tonjok duluan. Hehe
BalasHapuscontohnya arga arbiansyah
Hapus