Di pagi hari yang cerah ini saya mulai meraih laptop untuk
membuka akun marketplace yang baru saja berjalan beberapa bulan lalu, saya cek
semua dan alhamdulillah semua berjalan dengan baik meski ada beberapa kendala
sedikit tapi tak apalah, hal itu akan menjadi salah satu tugas saya untuk
menyelesaikannya. pagi ini juga saya punya agenda untuk menulis beberapa
artikel, salah satunya tentang pengalaman pribadi menekuni pencak silat.
pertama kali mengikuti pencak silat hanya sekedar
ikut-ikutan temen. Memang di tahun 2010 sedang booming-boomingnya pencak silat di
sekolah saya. Selain karena ekstrakuliler baru di sekolah, juga karena
promosinya yang menarik menampilkan jurus-jurus yang bagus dan atraksi unik dan
tidak masuk akal sehingga menarik minat siswa/i di sekolah kebetulan temen
terdekat saya banyak yang ikut ekstrakulikuler pencak silat yang baru ada di
sekolah, ya walhasil saya ikut aja keseruan itu mengarah. Hehe
lagi pula waktu itu saya cuma anak 13 tahun yang baru
masuk Sekolah Menengah Pertama yang hobbinya main dengan teman sekolah karena
tidak punya teman di kampung sendiri. Saat itu hanya sedikit niatan untuk
benar-benar belajar pencak silat. Apalagi menekuninya sampai jadi pelatih
pencak silat seperti sekarang. Bahkan kebanyakan dari teman-teman saya yang
ikut ekstrakulikler pencak silat hanya ingin di bilang jagoan, termasuk saya
tentunya. Hehe
setelah semakin banyak siswa/i yang bergabung dan ikut
latihan, akhirnya timbul juga keinginan mengikuti ekstrakulikuler pencak silat,
akhirnya saya dan beberapa teman saya mendaftar untuk masuk ekstrakulikuler
pencak silat, saya dan teman-teman memberanikan diri menghadap kaka pelatih
yang di tugaskan melatih pencak silat di sekolah saya, kebetulan cara daftarnya
mudah tidak harus mengisi formulir atau administrasi lainnya yang penting ada
semangat untuk latihan dan izin dari orangtua masing-masing.
Awal-awal latihan berjalan seperti biasa, latihan hanya
seminggu sekali. Dengan penekanan lebih pada fisik
dan kedisiplinan. Setelah latihan berjalan beberapa bulan ada tradisi
unik di pencak silat yang mungkin juga terjadi di ekstrakulikuler lain. Semakin
lama latihan maka semakin banyak anggota pencak silat yang mengundurkan diri
dengan alasan yang bermacam macam. Seiring berjalan nya waktu saya sadar untuk
terus menekuni ekstrakulikuler pencak silat ini karena sudah banyak teman saya
yang mengundurkan diri.
Dalam menjalani sesuatu tanpa ketekunan dan kesabaran
mungkin akan berakhir dengan kegagalan. Begitu juga dalam latihan pencak silat,
khususnya bagi saya. Dari bulan ke bulan samapi tahun ke tahun latihan semakin
berat, tanpa ketekunan dan kesabaran mungkin juga akan bernasib sama dengan
yang lain, berhenti di tengah jalan. Ada saja rintangan yang membuat semangat
kendor. Seperti malas latihan, ingin liburan dan semacamnya. Bagi yang kurang
serius dalam menekuni sebuah bidang, akan mudah melemahkan semangat dan
akhirnya berhenti.
Latihan bela diri pencak silat agak sedikit berbeda
dengan latihan olahraga lain. Yang paling mencolak dalam pencak silat adalah
mental, fisik dan kerohanian. Semua itu bisa di lalui dengan keseriusan yang
ekstra dan kesabaran.
Pencak silat adalah olahraga yang tidak hanya mengutamakn
fisik saja di pencak silat juga ada
kerohanian yang terkandung di dalamnya. Yang paling berkesan selama saya
latihan pencak silat adalah rasa kekeluargaan sesama murid dan guru yang begitu
tinggi. Rasa kekeluargaan itu benar-benar terasa bahkan ketika kita sudah tidak
lagi latihan pencak silat di perguruan.saya melihat sendiri saat ada murid yang
sudah lama tidak latihan lalu berkunjung ke perguruan hampir semua teman-teman
di perguruan menyambutnya dengan hangat dan menjungjung tinggi adab yang
berlaku di perguruan. Ya mungkin inilah hasil gemblengan mental dari pelatih
hingga persaudaraan secara otomatis terjalin mengakar pada setiap anggota
pencak silat.
Ada banyak pengalaman yang saya alami saat saya latihan
pencak silat.aplagi pada saat awal-awal latihan. Saya akan menceritakan
beberapa momen-momen penting yang mungkin sedikit menarik untuk kalian simak.
Mungkin ini pengalaman yang agak kurang baik untuk saya
ceritakan tapi ini memang salah satu pengalaman saya sekaligus penyesalan saya
yang saya ingat sampai sekarang. Pas awal-awa latihan saya dan teman-teman
datang untuk berlatih lalu latihan di barisan paling belakang, di situ kami
tidak serius mengikuti latihan hanya sesekali mengikuti intruksi dari pelatih
selebihnya hanya main-main dan tertawa kecil melihat teman-teman yang lelah
mengikuti latihan pernafasan untuk menguatkan daya tahan tubuh dengan serius dan
hasilnya saya tertinggal satu materi yang tidak bisa saya kuasai sampai
sekarang yaitu teknik pernafasan, saya bisa malakukan teknik ini tapi tidak sesempurna
murid lain yang latihan dengan serius.
Pengalaman kedua saya ini adalah pengalam paling berkesan
selama saya mengikuti latihan pencak silat sampai sekarang saya sudah menjadi
pelatih. tahun 2014 pertama kalinya saya ikut Olimpiade Olahraga Siswa Nasional
(02SN) tingkat SMA, sebagai atlit pencak silat kategori tanding kelas D putra. Pertandingan
pertama saya ini adalah pengalaman yang paling berkesan karena hasil dari
latihan selama bertahun-tahun akan di uji di sini. Pertandingan pertama saya
melawan atlit pencak silat dari salah satu sekolah SMA dari kecamatan Cibadak.
Petama kali mendengar nama saya di panggil saya langsung menuju ke meja panitia
untuk timbang ulang berat badan yang pada akhirnya masuk dan layak untuk
bertanding. Setelah timbang ulang nama saya pun di panggil kembali untuk memasuki
gelanggang pertandingan, saat kaki mulai menginjak matras rasa gugup, tegang
dan takut pun mulai muncul, ya mungkin karna ini pertandingan perdana saya jadi
wajar rasa itu mulai muncul. Pertandingan pun di mulai kedua sudut di panggil
oleh wasit ke tengah gelanggang, saat pertandingan di mulai saya tidak tau apa
yang harus saya lakukan yang ada di pikiran saya hanya maju dan lawan tanpa
memikirkan teknik yang sudah saya pelajari, pertandingan pun sudah tak berpola
lagi hanya serangan brutal yang saya lancarkan pada lawan, tapi lambat laun
saya mulai bisa mengendalikan diri dan mulai mengatur pola serangan serta mulai
memakai teknik yang saya pelajari saat latihan. Saya pun keluar sebagai
pemenang di pertandingan ini. Pertandingan pertama berakhir masih ada 2 orang
yang harus saya lawan agar bisa sampai ke final. Di pertandingan kedua pun saya
menang, tapi sayang saya kalah di pertandingan ke tiga oleh lawan yang mungkin
latihannya lebih baik dan lebih giat dari saya. saya pun harus puas keluar
sebagi juara 3 bersama di kejuaraan itu.
Tak terasa waktu sudah bejalan sangat lama, saya sudah
melewati masa demi masa hingga hampir pada tingkat yang cukup tinggi. Latihan
demi latihan pun di tingkatkan oleh pelatih, hingga sampai pada titik di mana
latihan sudah mencapai puncaknya. Umumnya murid di Padepokan Pusaka Siliwangi
Muda yang masih bertahan merasakan manisnya jerih payah yang sudah di
perjuangkan sejak awal. Semakin latihan mendekati titik akhir, pelatih juga
menitipkan pesan-pesan moral yang harus saya dan teman-teman pegang teguh di mana
pun kita berada nanti.
“Mulai dari meniru sifat air yang selalu mengalir ke bawah yang berarti kita sebagai manusia harus selalu rendah hati dan beradap tasi di mana pun berada. meniru sifat padi yang semakin berisi semakin menunduk yang berarti kita sebagai manusia yang semakin berilmu harus semakin merendah serta menyadari bahwa luasnya langit dan bumi masih luas ilmu sang maha pemberi ilmu”
Setelah saya di percaya menjadi pelatih di Padepokan
Pusaka Siliwangi Muda. saya pun di utus untuk mengikuti pelatihan sebagai wasit
juri pencak silat tingkat Kab. Sukabumi, tujuannya agar tidak di curangi di
kejuaraan pencak silat. Karena pada saat itu banyak atlit dari perguruan saya
yang setipa kali bertanding merasa di curangi oleh wasit dan panitia, dengan
alasan atlit yang bertanding melawan siswa dari perguruan saya adalah murid
dari wasit yang memimpin pertandingan sehingga siswa dari perguran saya kalah.
Ternyata saya salah, setelah saya mengikuti pelatihan wasit juri, saya tau
bukan atlit dari perguruan saya yang di curangi tapi ada peraturan pertandingan
yang di langgar yang saya tidak tau dan belum saya ajarkan pada atlit di perguruan
saya. kembali ke pelatihan wasit juri Kab. Sukabumi, pelatihan pun benar-benar
berjalan dengan sakral dan khidmat dengan susunan acara yang sudah tertata
dengan persiapan yang sudah matang. Semua berjalan baik sampai semua selesai.
Posting Komentar
Posting Komentar