Indonesia
memiliki seni bela diri warisan budaya bangsa yang di akui sebagai salah satu
bela diri terbaik dunia. Seni bela diri pencak silat yang mulai berkembang
pesat sampai ke dunia bagian barat hingga manca negara. Film action Indonesia
yang memperlihatkan gerakan silat seperti theraid “Redemtion” dan theraid 2 “The
Brandal” laku di pasaran dalam dan luar negri. Bahkan beberapa aktor film
tersebut ada yang ikut berperan di dalam Box Office Holiwood.
Tulisan saya kali
ini akan membahas tentang falsafah pencak silat sebagai perguruan seni
beladiri dan pendidikan moral bagi para
siswanya. Pada suatu ketika saya pernah bertanya pada guru dan pelatih pencak
silat saya “kenapa kebanyakan guru pencak silat yang saya temui tidak dalam
keadaan kaya atau berada, tapi mereka nampak selalu bahagia. Hampir tidak
terlihat keluhan pada diri mereka tentang kehidupan mereka?”.
Jawaban mereka
seperti ini “jangan mengejar materi atau benda di seni bala diri, kami
menjalani tugas sebagai pelatih pencak silat atas kemauan kami sendiri yang di
dasari pengabdian untuk melestarikan budaya bangsa yang adi luhung serta rasa
ikhlas yang tulus. Walau sebenarnya kekurangan, tapi kami selalu berusaha
ikhlas”
Kemudian di
lanjutkan oleh pelatih yang lain “bisa jadi, bila kami menjadi orang yang kaya,
mungkin kami tidak pernah ikhlas dengan kekayaan yang sudah kami miliki dan
selalu merasa ingin menjadi lebih kaya lagi. Oleh karenanya, kami mungkin tidak
pernah merasakan kebahagian dengan kekayaan yang kami miliki. ikhlas menerima
apa adanya dengan semua yang di miliki diri sendiri adalah bentuk nyata dari
rasa syukur dan sumber kebahagian diri yang berasal dari hati kami”
Kebanyakan
perguruan pencak silat yang saya kujungi tidak hanya menjadikan pencak silat
sebagi seni bela diri dan olahraga yang bersifat praktik saja, melainkan pencak
silat juga mengajarkan pembentukan karakter dan moral yang harus di miliki oleh
para siswanya. Seorang yang belajar pencak silat harus memiliki sifat dan sikap
yang penuh dengan kesederhanaan. Falsafah seni bela diri Indonesia yang harus
di pahami dan di pegang teguh oleh para siswanya adalah sifat kesederhanaan
dalam kehidupan.
Kesederhanaan
sebagai falsafah dasar dari belajar seni bela diri pencak silat di ajarkan oleh
pelatih kepada setiap anggota atau sisawanya. Oleh karena itu, setiap anggota
pencak silat harus memiliki sikap rendah hati dan penuh ke ikhlasan untuk
menerima apa yang di ajarkan oleh para pelatih. belajar seni bela diri pencak
silat tidak harus di paksakan untuk menjadi pribadi yang lebih hebat atau jago
berkelahi, melainkan harus merubah sikap dan mental menjadi lebih rendah hati
dan berjiwa besar dalam menerima segala yang di dapatkan dalam kehidupan.
setiap ilmu yang tinggi menimbulkan tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu,
seni beladiri pencak silat sangatlah menekankan pendidikan karakter para
anggotanya melalui kesderhanaan dalam hidup agar menjauhkan diri dari sifat
sombong dan serakah.
Ada satu hal lagi
yang mungkin akan menginspirasi. Ada yang tau siklus hidup ulat yang menajdi
kupu-kupu yang cantik? Jika belum tau akan saya jelaskan, biasanya ulat menjadi
hama dan di anggap mengganggu tanaman petani. Ulat juga banyak di benci
orang-orang karena bisa menyebabkan alergi pada kulit atau gatal-gatal. namun
ulat yang tadinya di anggap hama akan menjadi lebih baik lagi, ulat akan membungkus
dirinya menjadi kepongpong, lalu merubah dirinya menjadi kupu-kupu yang indah
dan bisa terbang bebas. Ulat berusaha menahan diri dari urusan duniawi dan
mulai berpuasa dengan mendalami diri untuk belajar menjadi lebih baik. Akhirnya
ulat akan menjadi kupu-kupu yang indah nan anggung sehingga tidak di anggap
sebagai hama atau penggangu tanaman petani. Bahkan ulat yang sudah menjadi
kupu-kupu akan lebih berguna untuk menyebarkan benih-benih tanaman demi
kelangsungan hidup ekosistem organisme di lingkungannya. Jika seseorang ingin
menjadi pribadi yang lebih baik, maka belajarlah dari ulat yang berubah menjadi
kupu-kupu.
Posting Komentar
Posting Komentar