Halo namaku Ravi Sirr Syafa’at Shar siswa kelas 3 Smp yang pemalu. Setiap kali bertemu dengan
orang baru aku selalu bersembunyi di balik papahku. Aku takut sekali setiap
kali bertemu dan bercakap dengan orang yang baru aku kenal. Kerena sifat pemaluku
yang membuat aku tidak punya banyak teman di kampung dan sekolah ku, hanya
beberapa orang saja yang mau berteman denganku. Aku lebih suka suka sendiri
bermain game di rumah dari pada harus berkumpul dengan teman-teman.
aku lahir tanggal,
2 Juli 2005 dari pasangan yang luar biasa bernama Rachmad dan Novian Nurmawansyah yang tinggal di Kp. Bolang Rt. 05/03 Desa. Sundawenang Kecamatan
Parungkuda. Pertama kali aku menangis dan membuka mata melihat dunia pukul 15.30 WIB bertepatan dengan adzan ashar. Kejadian
itu pun yang menjadi inspirasi orang tua ku memberi nama Ravi Sirr Syafa’at Shar yang mempunyai arti Ravi anak yang lahir syafaatnya di waktu ashar.
karena lahir di
desa aku sama seperti anak desa pada umumnya. Aku sangat pemalu, tertutup dan
tidak berani tampil di depan umum. Sampai suatu ketika aku di daftarkan oleh
orangtuaku ke salah satu sekolah sepak bola (SSB Bojongkokosan) dan perguruan
pencak silat (Padepokan Pusaka Siliwangi Muda) di kampung tempat tinggalku. aku
pun mengikuti kegiatan tersebut dengan sedikit malas, bukan karena aku tidak
mau tapi karena malu bertemu orang baru yang belum aku kenal. Tapi aku mulai
memberanikan diri untuk mencoba, seiring berjalannya waktu aku yang dulunya
seorang remaja pemalu, tertutup dan takut untuk tampil di depan umum
perlahan-lahan mulai menemukan kepercayaan diri.
Dalam beberapa
sesi latihan pencak silat dan sepak bola aku mulai menunjukan perubahan dan
kemajuan. Aku sudah mulai berani tampil sendiri di setiap sesi latihan pencak
silat bahkan aku menjadi pemimpin (Captain)
di sekolah sepak bola, prestasi di kedua
bidang olahraga itu pun meningkat. Puncaknya adalah ketika aku mengikuti kejuaraan
pencak silat dan sepak bola mulai dari tingkat kecamatan hingga nasional.
Aku mau belajar
pencak silat karena pencak silat adalah bagian dari caraku melindungi diri (self defense). Meskipun aku pemalu
setidaknya aku bisa sedikit lebih percaya diri karena menguasi jurus-jurus
pencak silat di tambah skill bermain bola. bayak prestasi yang aku raih dalam
beberapa kejuaraan pencak silat dan sepak bola. Aku percaya tidak ada hasil
yang mengkhianati usaha. Hampir setiap hari setelah pulang sekolah aku latihan
pencak silat dan sepak bola dan pulang dengan keadaan kaki memar atau cidera
sudah jadi teman sehari-hari dan ini lah beberapa prestasi yang sudah aku raih
beberapa tahun terakhir.
Prestasi Pencak Silat
mulai dari juara
1 O2SN tingkat kecamatan parungkuda kategori seni tunggal IPSI, aku lolos ke
tingkat kabupaten tapi kalah di babak penyisihan tapi tidak apa-apa ini akan
menjadi awal untuk mengawali langkahku menjadi sang juara. setelah itu aku
menang di beberapa kategori tanding pecak silat, juara 1 kejuaraan pencak silat
Darul Ulum tingkat Kab. Sukabumi, juara 1 Jakarta Champion Ship 11 (JKTC11)
tingkat Asia Tenggara di tahun berikutnya aku juara 2 Jakarta Champion Ship 12
(JKTC12) tingkat Asia Eropa, juara 1 SOC tingkat Nasional dan juara 2 APEC ASBD
2 tingkat Nasional Piala Kemenpora.
Prestasi Sepak Bola
pertama kali aku
menjuarai kejuaran sepak bola bersama teman-teman di tahun 2017, kami menang di
ajang kompetisi yang di adakan oleh salah satu prusahaan air meneral (AQUA)
tingkat Provinsi Jawa Barat kami jadi juara 1 di sana dan kami berhasil
mewakili Provinsi Jawa Barat untuk bertanding sepak bola di kejuaraan DANONE
tingkat Nasional tapi sayang kami kalah di babak penyisihan, setahun kemudian
kami ikut kejuaraan sepak bola dan jadi juara 1 piala Kemenpora tahun 2018, di
tahun berikutnya kami juara 1 kejuaraan sepak bola POSSBI 2019 dan di tahun
yang sama kami juga jadi juara 2 kejuaraan sepak bola Suratin 2019.
Itulah beberapa
prestasi yang aku raih setelah mengikuti kedua olahraga tersebut. Aku mau
bertanya pada kalian, apakah kalian
seorang pemalu?. Mungkin masalah terberat bagi seorang pemalu adalah
kurangnya percaya diri atau sulit mengapresiasikan diri, hal ini lah yang aku
rasakan dulu. Aku cenderung pasif dan menutup diri, bukannya aku tidak mau
bersosialisi atau anti sosoial namun aku biasa memilih untuk melakukan segala
halnya sendiri kerena nyaman dengan hal tersebut.
Tapi ingatlah
orang pemalu bukan tidak bisa berprestasi, namun kita tinggal membuktikannya
dengan mengatakan kita mampu. Mulai pupuk kepercayaan diri dengan mengatakan
kita bisa, jangan takut salah atau gagal dalam mencoba, jangan terlalu banyak
menunda untuk memulai sebuah kegiatan sosial, bukalah pergaulan seluas-luasnya
jangan terlalu menutup diri dan cobalah untuk menghargai dirimu sendiri.
Apabila bila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat sesuatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.
Posting Komentar
Posting Komentar